Semua adalah anugerah. Semua. Ya Semua.
Menyadari ketidakmampuan untuk menghadapi pergumulan, kelemahan dan ketergantungan pada sesuatu di luar dari batas manusia.
Tak dapat berhenti, atau berbalik..
Berat untuk melangkah, dan meletakkan setiap tapak baru untuk memulai yang baru dan tak pasti.
Enggan untuk berbuat tapi selalu ada yang menggerakkan untuk bertindak.
Berat untuk melangkah, dan meletakkan setiap tapak baru untuk memulai yang baru dan tak pasti.
Enggan untuk berbuat tapi selalu ada yang menggerakkan untuk bertindak.
Menyadari ini semakin jelas adalah ketika jelas-jelas tidak bisa berkeriapan tanpa adanya anugerah itu!
Tawa Tangis Sukacita Dukacita Bahagia Sengsara Kasih Benci
Persahabatan Persaudaraan Cinta..
Medan Positif Medan Negatif
Wangi, bau, segar, indah, cantik, jelek, cerdas, lelet, pintar, bodoh
Bersahabat, dingin, menyenangkan, menjengkelkan, menghangkatkan, membosankan
Bergaya, ketinggalan jaman, eksis, terisolasi, tertutup, terkoneksi
Iman, pengharapan, putus asa, sesak di dada, ceria di wajah, bahagia
apapun itu. warna pastel cerah atau hitam kelabu.
Warna milik kehidupan.
Tak ada satupun yang mampu kuperintah.
Semua adalah anugerah.
Pernahkan saudara berjalan dalam sebuah jalan kehidupan yang tak dipahami tapi bahkan tak memiliki tanda tanya?
Mengusik semua namun seakan tak perlu dipertanyakan
Bukan karena ada jawaban pasti di sana. Tapi karena pasti ada jawaban itu.
Walau kepastian dalam balutan jawaban yang seperti dinanti itu sering tak mudah ditelan pun dimengerti.
Pernahkah saudara berjalan santai di tepian danau berpigura keindahan alam tak terselami....
Kemudian empati luruh ketika menatap yang lain sedang berjalan di jauh sudut-sudut jalanan gelap bising perkotaan yang menghentak dan setiap detik siap menerkam?
Simpati meluap ketika mengharapkan ia mampu menghirup udara segar alam nyaman bersama anda, tapi ternyata ia sedang berjalan terantuk-antuk di bukit-bukit tandus penuh duri dan cadas tajam?
Atau kemudian leher anda mendongak sesaat, namun ternyata sudah terlalu berat untuk turun kembali merendah. dan menemukan dalm diri anda masih ada sisa tatapan empati tapi sudah terlalu melambung tinggi jiwa anda merasa anda lebih baik. Sehingga bertanya bagaimana mungkin hal seperti dia bisa terjadi?
Tanpa perlu melihat kemanapun. Tidak ke atas ke bawah pun ke sekeliling. Hanya berkaca kembali pada diri anda, dan memuja kemolekan yang ditemukan di situ. Memuja hal menarik di sana. Tak punya sisa energi apapun yang cukup untuk menoleh lagi pada orang lain...?
Tanpa sadar, entahkan syaraf di otak anda sedang tidak bekerja sempurna atau sedang berada pada pengaturan "refleks" sehingga dengan mudah melempar bahak tawa menatap mereka yang terjebak dalam lembah kelam pun eksistensi raga yang tak mujarab dan mengganggu! Melempar senyum terheran ketika melihat fenomena tak masuk akal melintas di depan mata saudara sambil mengernyit bertanya keheranan dan mengutuk tak mungkin mau merasa mengalami menghidupi itu!
Meringis gusar ketika tak menemukan sinyal balik baik dari sekeliling anda. Merasa sulit harus berpendar bersama mereka yang tak mampu memecah alam logika dengan baik. Seakan. Merasa gusar harus menarik napas mengeja kembali kata per kata demi sinyal balik didapat. Tapi kemudian berjanji dalam hati tak mau lagi ku lempar sinyal walau barang sedetik pun pada mereka! Terlalu susah. Cukup. Membosankan.
Marah. Menatap emosi negatif diluapkan dia tanpa berpikir panjang. Bertanya mengapa eksistensi ia ada dan menggerayangi helaan napas bahagia orang di sekelilingnya. Congkaknya, bangganya dan memerintahnya dianggap nya baik dan membuatku merasa aku paling baik saat aku ada di oposisi nya. Seratus persen ada di oposisinya dan berjanji tak mau menjelma bak makhluk bernama dia.
Tercekat menelaah setiap warna latar kehidupan orang ketika seakan tak terkoneksi dengan apa yang diucap dan dibuat. Tidak puas akan itu! Ingin tidak percaya padanya, bahkan meninggalkannya karena itu buruk! Terheran mengapa bisa otaknya mengontrol tingkah laku nya sedemikian hebat, bahkan tingkah laku otaknya yang begitu kelam dalam dan dingin membuat beku. Membenarkan diri dalam setiap perbuatan. Yang disambut teriakan dalam hatiku yang bersahut-sahutan ingin memuntahkan protes dan muak atas itu.
Takut. Emosi negatifnya menjadi menular padaku. Buruk nya terpoles di kulitku. Enggan melihat juga menyapa. Keheranan dan menjauh. Seperti mendekat tapi berjanji tak mau jadi bagiannya. Cukup. Aku mau baik.
EGOIS. CONGKAK. AMARAH. KESOMBONGAN. CINTA DIRI.
Semua terbalut kadang tak sempurna dengan sedikit kasih di sana, namu sangat mudah tergerus oleh semua racun itu.
Sampai menyadari aku ADA di posisi mereka sekarang!
Aghhhh!!
Aku bukan lagi menyusuri danau indah tertiup awan sepoi.
Aku di lembah kelam gelap dingin tak bersahabat itu!
Aku mau berlari keluar tapi terikat!
Aku terantuk dan terjatuh berdarah-darah, mau segera ku sembuhkan!!
Tapi jawaban pertolongan tak kunjung ada di sana.
Seakan berkata : Jalani dulu itu. Biar di rasa dulu apa yang mereka rasa.
Teriak menyayat hati ingin berhenti meluapkan emosi negatif buruk seperti dia, segera berhenti! Tolong! Tapi tak kuasa.
Tangisan menjerit ingin menghangatkan dunia bukan membekukan seperti layaknya mereka sering buat! Tapi tak bisa.
Kepala tertunduk malu, leher tak mampu mendongak ketika kemujaraban raga pun pesona aura punah lenyap diganti aroma menusuk yang dihindari orang. Ini bukan aku! Aku tak mungkin seperti ini. Tolong kembalikan aku kembali! Kembaliiiiii.....
Namun seiring lolongan ku hanya terpantul-pantul pada tembok kegelapan gua kosong tak bersahabat.
Merasa tak terkoneksi dengan apapun di sana dan di sini. Oo..Oo.. tunggu dulu!! Di mana semua sambungan itu?? Yang ku jalin payah? Yang ku genggam erat terasa nyaman? Hilang pula..?? Juga...?? Serta....?? Apa...!!??
Bahkan koneksi ku dengan DIA. Yang selalu kunikmati lewat hembusan angin lembut di rona pipi ku, hilang pula! MENGERIKAN! Sungguh itu adalah PUNCAK dari segalanya. Lebih baik aku mati daripada tak merasakan KasihNya! KelembutanNya! SapaanNya! PenguatanNya! Bisikan lembutNya! Atauka sedang berubah bentuknya? Ya pasti! Tak mungkin IA tak ada. Mungkin kurang kuat aku menerobos kegelapan malam dan pekatnya kabut sehingga tak tampak. Sedikit usaha saja lagi pasti ku temukan! Yah, Semangat ku menderu! t a p i ... yang kutemukan justru malam-malam penyiksaan tanpa balutan kehangatannya, pagi kusut mengelupas kering tak bernyawa, siang menyengat dengan angin yang berganti menjadi panas membakar rona pipi yang hangus kehitaman. H I L A N G.
Apa lagi yang harus ku perbuat...?
Terkadang ku rasa angin lembut itu berhembus. Menguatkan. Namun cukup sampai pada titik pengertian ku bahwa IA tetap ada. IA ada. IA dan anugerahNya ada. Cukup. Kekal. Sempurna. Tapi bukan tuk ku foya-foya kan lagi seperti biasa.
Untuk apa??? untuk apa ??
Tak kumengerti!!
Ah....!!!!
Paksa menjejali otak dengan logika bahwa ini tetaplah akan menjadi baik untukmu, nanti. Telan itu dan diam lah! Tapi tak bisa!! Ini terlalu ANEH! Kekosongan yang aneh!
Pertukaran dunia yang ekstrim!
Aku berada di posisi setiap mereka yang ku rasa buruk!
Aku mengaduk rasa yang dimiliki mereka yang selalu ku kutuk!
Aku memanggul raga milik mereka yang selalu hanya cukup ingin ku lirik.
Aku tak memiliki apa yang baik yang pernah ku miliki.
Ganti punya mereka yang seumur hidup tak pernah pikir ku mendamba!
Permainan macam apa ini???
Kehilangan macam apa ini???
Itu pun bahkan tak mampu ku jawab..
Di alur jalan kehidupan yang harus ku tapak ini...
Jalan yang tak pernah ku pahami utuh.
Pernah sedikit, dan itu selalu baik di tepian sedikit itu.
Tapi cuma sedikit ku paham.
Selebihnya hanya rasa tak paham, merindu pulih. Pulih dari sakit yang memakan habis tiap jengkal tulang belulang ku.
Apa yang menjadi maksudMU Wahai Sang Raja Pemilik Hidup....?
.....
sunyi
.....
tak ada jawaban
.....
hanya tersisa keyakinan, walau sedikit.
"...ini untuk menyadarkan mu bahwa semua adalah ANUGERAH. Tak ada satupun yang kau punya di luar tabir ANUGERAH. Tak ada satu hebat kuat mu yang mampu kau rajut di luar ANUGERAH....itu...."
Mampu percaya, berpengharapan, kuat, ceria, sempurna, elok, cerdas, berhikmat, semerbak, tabah, hangat, kreatif, memesona, berakal, bernyawa, bernapas, bergerak, melihat, berputar, menyelam, terbang, HIDUP..! Semua adalah anugerah. Milik Sang Raja. Punya Nya. Ingin Nya. Baik Nya! Bukan karena mu... karena spesial mu atau indah mu... hampa tak bernyawa justru yang kau punya... buta tak berakal justru milik mu... Beku menghancurkan justru natur mu... Panas membakar justru racun mu!
Paham kah kau sekarang nak...?
Pernahkah saudara merasakannya juga?
Rasa yang pernah ku rasa, sedang ku rasa?
Namun tak putus mau ku tunggu hembusan angin damai itu kembali.
Walau tak ada. Tak boleh menyurut ku. Tak boleh menumpulkanku.
Semakin tak bertanda, semakin maju menerobos.
Semakin ditinggalkan dalam malam indrawi Nya, semakin terus tersungkur menyembah.
Itu pun mampu karena anugerah.
Karena Ku ada sebagaimana ku ada karena anugerah
Ku hidup sebagaimana ku hidup hanya karena anugerah-Nya,
Semua adalah anugerah. Ya Semua. Semua!
0 komentar: