Pupus

Kehilangan harapan untuk berdiri dan berlari saat ini hampir hilang...

Tertunduk dan merasa sendiri, berjalan tanpa arah tujuan....
Hina, tak layak untuk memperoleh kasih dari mereka dan DIA...
Berhenti dan lelah....
Kebohongan, kebingungan, dan kesalahan......

Tak ada kata yang bisa menghiburku saat ini :'(

*padang gurun menjadi taman Tuhan*

PAduan Suara

Do re mi Fa sol La si do...
Betapa ku merindukan untuk menyenandungkan setiap nada2 itu lagi..

Solmisasi..
melekat dalam jiwa...memadukan setiap nada yg berbeda untuk menciptakan lantunan lagu yg indah...

Kapan ku menikmatinya lagi bersama mereka??
It's not easy to trust someone

I'm having a crisis of confidence in others.

Wanna yelled

Not all stories can be shared with others.
Because there is still a secret to save my own.

yap ..... I save it and share it only to God alone.
sometimes I'm not able to bear and keep it to myself.

2 months, I have passed with a variety of flavors, emotions, tears, laughter, folly, disappointment, sickness, smile, thank God, and others.

Yep, I wanna scream at full speed.
 I want to run
I want to fly free

  Lord, how long did i have feel these things?

Be patient,,
just enjoy evry step of my life

The great LOVE

Jangan pernah menghitung berapa kali seseorang mengecewakan, menyakiti atau meninggalkan-mu.. TETAPI hitunglah sudah berapa banyak kamu mengecewakan, menyakiti dan meninggalkan TUHAN.. Dan TUHAN tetap mengasihi dan tak pernah meninggalkan-mu..

 Tak ada seorang pun yang memilih untuk dikecewakan oleh orang lain. Apa lagi dikecewakan oleh orang yang tlah lama kita kenal dan kita sayangi.
Kecewa karna tidak mendapatkan dia seperti yang diharapkan. Kecewa ternyata dia menyimpang dari jalan yang sebenarnya.
tapi hari ini aku belajar untuk mengampuni di dalam kekecewaanku yang mendalam.

Hari ini, ya hari ini...tanpa tau apa yang terjadi dan ku alami bersama mereka... meringankan langkah untuk kembali menjemput ke tempat tu, dan melangkah pulang dengan segala ketakutan dan kebingunganku, dan segala rasa bersalah ku. Aku membawa pulang, dan tak tau bagaimana berbuat dan bertindak.

Kenyataan yang harus kami terima, dan kejujuran yang sangat menyakitkan bagi kami. Air mata yang menjadi ekspresi kami saat itu, berusaha saling menguatkan, ternyata tidak mampu memendam segala kekecewaan tu. 
Satu hal yang ku dapat, di tengah2 kekecewaan tu, kami menemukan ada kasih yang besar untuk mengampuninya, kami tak mau untuk menghakiminya. Tapi kami berusaha mencari jalan keluar yang terbaik.

Menyadari ternyata inilah KASIH.
DIA yang terlebih dahulu mengasihi kami yang telah mengecewakanNYA. Kini KASIH itu mengajarkan banyak hal. 
KASIH mengalahkan kekecewaan terhadapnya.

DIA yang menemaniku

Bapa menemani dan menjagai kita dalam segala pergumulan. Ia terus memastikan pergumulan ini tidak akan membahayakan kita. Mata-Nya terus menjagai agar kita terus dapat belajar mengenal dunia dengan aman. Memang akhirnya proses pengenalan tidak akan selalu nyaman. Namun, keberadaan-Nya adalah suatu jaminan yang menenangkan. Kita dapat percaya bahwa seberat dan sepanjang apa pun pergumulan kita, pergumulan itu adalah pergumulan yang baik bagi kita. Untuk sebuah pertumbuhan, bukan kemunduran atau kecelakaan..

-The New View of Change-



Challenge reminds me how important it is to let those who love me, care for me when I need it. The support of others and walking in faith have helped me to move forward less fearful of change, allowing me to embrace the beauty of life today and remain more open to whatever it brings tomorrow..

beyond the reach of my thinking

Hari-hari trus berjalan, tanpa henti. Bagaikan bunga rumput tumbuh dan akan terbang bersama angin. Angin yang membawa bunga-bunganya menuju tanah di mana bunga akan menjadi tunas baru.
Kini terbentang bebrapa keputusan besar yang kan dimulai dengan langkah awal yang besar.
Sejak tahun lalu berpikir, mendoakan dan menimbang segalanya. Keputusan besar untuk berkerja di dunia pelayanan.


Siapkah dengan segala kemungkinan terburuk yang 'mungkin' terjadi? 
Mengapa harus memulai sesuatu dari nol, sesuatu yang belum tentu ada hasilnya? Ini kan mimpi yang menjadi kenyataan. Bodoh, siap-siap menyesal kalau meninggalkan dunia kerja sesungguhnya...tidak akan merasakan menikmati enaknya hidup yang berlimpah dan lebih....
Apakah ini jalan terbaik yang harus ditempuh??  Kehidupan yang lebih plural dan akan berbeda, setiap hal yang akan berbeda...Apakah ini waktu yang tepat? Bagaimana kalau ini keputusan besar yang fatal?? Awas terjerumus secara perlahan-lahan ke dalam cara hidup yang tidak benar dan justru kehilangan Tuhan di sana.
Bagaimana kalau digosipkan yang tidak benar, bukankah tidak menjadi kesaksian.. 
Bagaimana kalau akhirnya keluarga tetap tidak mendukung dengan berbagai alasan, apakah tetap mau dipaksakan..?? Bagaimana kalau orang2 memikirkan bahwa saya kembali karena ada pujaan hati di sana?


Pertanyaaan dan pernyataan ini senantiasa menghantui saya dan membuat semua konfirmasi-konfirmasi kecil yang menguatkan saya menjadi tidak berarti karena ketakutan itu selalu saja datang mengganggu saya. 


Hanya karena saya tidak mengerti (kurang cukup alasan) mengapa aku mengambil keputusan untuk menjadi rekan sekerjaNYA, saya tidak berhak menentukan bahwa Tuhan mungkin keliru dengan memberikan kekuatan-kekuatan kecil yang menjawab segala pertanyaan untuk memantapkan langkah saya menuju PAlembang. Saya sangat menyadari petunjuk-petunjuk itu datang dari-Nya, Akan tetapi, bila saya mulai mempertimbangkan pro dan kontra, kemudian perdebatan masuk ke dalam pikiran, maka yang saya temui adalah pertimbangan-pertimbangan yang sama sekali tidak menunjukkan unsur pribadi Allah (Iman, Pengharapan, Kasih, Kebenaran).


Misi Hidup VS Keluarga
Saya berada di dalam dua sisi yang berbeda tipis. Ada gagasan-gagasan tentang pergumulan ini yang tidak sesuai dengan hukum idealisme yang selama ini saya bangun lewat berbagai pengetahuan dan dogma yang saya terima. Yang paling utama adalah gagasan saya tentang keluarga. Bahwa saya seharusnya digerakkan oleh misi hidup bukan keluarga. Keluarga sebagai penopang, dan orang tua sebagai wakil ALLAH di bumi, yang utama adalah misi hidup yaitu menyenangkan hati TUHAN. Dan sama sekali tidak mengijinkan kemungkinan keluarga itu termasuk dalam misi hidup yang saya perjuangkan. Saking begitu kentalnya, saya membutuhkan hampir setahun untuk benar-benar memutuskan hal ini.
Tuhan.. Saya tidak tahu apa yang kan terjadi di sana.. Yang  pasti yang harus saya lakukan adalah bekerja, terlibat dalam pelayanan, dan memperbaiki sesuatu yang tlah kutinggalkan disana sebagai nazar hidupku.
Namun, pikiran saya tidak mengijinkan agar rencana di atas dapat ditrima sebagai pendukung kepindahan saya. Dan akhirnya, waktu untuk memilih itu mendesak dan harus di tentukan. Masing-masing dengan konsekuensi jangka panjang yang mengikat. Bertambah getir-lah hati saya.


Diam dalam keheningan dan tetap bekerja, tetap berdoa, tetap mempertanyakan. Dan perenungan terhadap pertanyaan sederhana muncul di dalam kediaman yang paling hening..


Pelajaran Iman dari Petrus
Iman bukan pengertian intelektual. Iman adalah janji sukarela untuk tetap setia kepada Pribadi Yesus. Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Walaupun saya tidak dapat melihat jalan yang terbentang di depan. Kisah Petrus dan murid-murid di atas perahu yang dilanda gelombang. Ketika ketakutan melanda karena angin sakal itu, sosok Yesus muncul di atas air.


Petrus melihat Yesus. Ia mengenal Yesus dan tak ada keraguan bahwa itu adalah Tuhan-nya yang senantiasa bersamanya setiap hari. Ia yakin ia berjalan menuju Tuhan-Nya walalupun langkah yang akan diambilnya terlihat 'tidak masuk akal'. What?? Berjalan di atas air?? Orang percaya yang bertanggung jawab adalah orang percaya yang berani masuk dan menghadapi tantangan seperti ini. Murid-murid yang lain, tetap berada di dalam perahu dan semakin takut. 


“Berjalan di atas air” bukan berarti lari dari persoalan dan ingin mencari posisi yang lebih aman. Sebab tatkala Petrus berjalan di atas air anginnya masih ada. Resikonya adalah, kalau di tengah perjalanan itu ia lengah, maka ia akan kalah.“ Matius 14:30 mencatat bahwa Petrrus tenggelam justru bukan pada saat berada di perahu dengan angin sakal itu, tetapi karena tiupan angin setelah keluar dari perahu. Ia tidak memusatkan perhatiannya pada Tuhan Yesus, maka ia harus bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukannya. Ia tenggelam.  
Diam di atas perahu seperti murid-murid yang lain ATAU berjalan di atas air seperti yang dilakukan Petrus adalah pilihan iman. Yang salah adalah ketakutan itu. Dan dengan gamblangnya, suara hati saya menjawab pertanyaan saya. 


 Dengan penyataan khusus yang terus menjawab ketakutan saya dan menyertakanNya dalam proses berpikir/menimbang semua kesempatan dan konsekuensi, saya semakin diperdamaikan dengan semua konflik dalam diri. Saya siap menghadapi dan bertanggung jawab di dalam Iman atas keputusan saya. Semuanya dapat saya hadapi, bahkan segala kemungkinan terburuk, dapat di jalani dengan kekuatan penyertaanNya yang slalu terbukti dan tidak pernah gagal. Pertanyaan  reflektif yang jujur yang diungkapkan oleh orang-orang yang mengasihi bahkan sampai ejekan/sindiran/penyepelehan orang lain atas pergumulan saya justru telah memurnikan sgalanya. 
Dan saya semakin yakin, jika hidup saya selaras dengan kehendak-Nya, maka meski saya tidak tahu apa yang akan terjadi, saya pasti memiliki naluri tentang arah yang benar. Dengan keberanian dan kepercayaan diri, saya dapat terus maju. Tanpa takut tersesat, saya  tahu bahwa setelah melalui badai dan ketidakpastian, saya akan tiba di tempat yang benar. 


Mengarahkan pandangan
  
Sebuah keputusan yang tepat bukan dinilai pada saat ini, melainkan akan diuji oleh sang waktu. Membahas pro dan kontra, saya lebih mengutamakan menjelaskan pergumulan keputusan ini kepada orang yang bertanya secara langsung, teman-teman terdekat, keluarga. Saya berusaha membuat mereka mengerti dengan penjelasan sederhana dan terbaik yang bisa saya berikan. Namun ternyata, seberapa baiknya berusaha menjaga kelakukan, sikap dan kata kita untuk slalu bersih tak dapat mengagalkan pernyataan dan komentar negatif orang lain. Dan sejenak saya kembali frustasi dengan konsekuensi ini. Namun, ayat ini kembali menguatkan saya.


Akuilah DIA dalam segala laku-mu, maka Ia akan meluruskan jalan-mu - Amsal 3:6
Serasa berada di satu titik petualangan baru yang mendebarkan. Dengan mengabdikan diri pada Tuhan, berjalan bersama-Nya, mengakui-Nya dan karya kebesaranNya akan membuat saya mantap. Apapun itu, konsekuensi apapun itu, semua ada dalam kedaulatan-Nya. Siapapun bertanggungjawab dengan pilihan-nya kepada Tuhan. Selama Ia beserta-ku, saya + TUHAN adalah mayoritas. Kehadiran-Nya.. Pengertian-Nya.. Pimpinan-Nya cukup untuk mengantar saya mengalami petualangan-petualangan iman lainnya.


Biarlah TUHAN yang memimpin jalanku, karna saya hidup untuk menyenangkan hatiNYA.

my life is short

Menyadari bahwa hidupku diciptakan untuk orang lain
Waktu tak banyak
Hidupku sangat singkat, 'waktu itu' akan segera menjemput, tak tau kapan dan dimana....
Aku hanya mempersiapakn sesuatu, kelak mereka dapat menikmatinya.
Hidup tulus adlah hidup yang mau memberi buat orang lain dan memberi untuk keturunan selanjutnya.



I prefer to work in community service..
Gotta do something for the other people..

a liitle prayer for u



TUHAN..

24 tahun sudah berlalu bagi-Mu untuk memproses dirinya menjadi utuh dengan-Mu.
Episode-episode kisah mengalir begitu indah dan harmonis dalam buku kehidupannya..
Dengan cara-cara yang luar biasa unik, Engkau mengajarkan padanya tentang makna hidup di dalam kasih sejati yang tidak pernah meninggalkannya.

Itu semua membuktikan bahwa Engkau adalah Allah yang luar biasa yang sedang berkarya dalam pria sederhana yang sedang kucintai.

Teruslah untuk menata hati dan hidupnya.
Teruslah mengkoreksi ambisi dan tujuan hidupnya.
Teruslah menyentuh hatinya dalam momen-momen Ilahi-Mu bersamanya.
Teruslah membuatnya terpana dengan karya-Mu di dalam hidup-nya.

Biarlah diri-ku dan semua orang yang mengenalnya, benar-benar melihat Tuhan dalam hidupnya.

Aku berdoa untuk pria terkasih kepunyaan Allah yang sedang berbahagia di hari ulang tahunnya.

AMIN

Hikmat

Harganya tak ternilai
Hanya ditemukan dan diberi dari Sang Pencipta
Sangat penting dalam memutuskan sesuatu
Butuh hubungan pribadi yang dekat dengan Tuhan untuk memilikinya


HIKMAT



secuil rinduku

sumfah dehhh...
pingin nimpuk dia pake rinduQ yg aammmmmaaattttt bbbeeesssaaaarrr *lebih bsar dr badanku*

How long it takes??

J.E.N.U.H
B.O.S.A.N
B.I.N.G.U.N.G
U.N.H.E.A.L.T.H
F.A.I.L.E.D
S.O.L.I.T.U.D.E

C.R.Y
Y.E.L.L.E.D
D.I.S.A.P.O.I.N.T.E.D
H.E.A.V.Y

How long it takes that i feel??

Jalan itu nampak tak keliatan,,
Di ujung jalan tak terlihat pa2
tapi kaki trus berjalan, kadang merasa lelah, kadang merasa lincah berjalan....
Kekuatan tlah dibrikan, penghiburan dicurahkan
Kasih tlah dinyatakan,,,
BERTAHAN HINGGA AKHIR

♬ ♬ Thanx for dis song ♬ ♬

Sebuah lagu diciptakan, karena sang penulis lagu merasakan, mengalami suatu fase yang menyentuh hati dan pikirannya. dan sang pendengar lagu berusaha untuk mengartikan setiap lirik yang dia ciptakan melalui lagu tersebut.

Sebuah lagu dia ciptakan dan diperdengarkan padaku, aku sebagai pendengar hanya bisa menikmati dan berusaha untuk mengartikan setiap kata yang dia lantunkan untukku.  aku mencoba mencari judul lagu yang sesuai "bersamamu". Tapi dia memberi judul "cian"....

Cian
created by : Jan Hendry Damanik

Memang tak mudah kehidupan kita
yang harus berlalu dengan cobaan
Memang tak mudah perjalanan kita
yang harus kita tempuh dengan harapan
 Jangan kau takut karena sendiri
 Ku akan disini mendampingimu

Lelah akan berganti kuat
Ketika kau menikmati semuanya
Mimpimu akan menjadi nyata
Saat kau terbangun dengan cinta
Dan saat itu hanya akan ada sukacita
Bersama-sama dengan kita

Pegang erat tanganku sayang
Saat ku meraihmu dalam kehidupanku
Dan jangan lepaskan sampai kita tiba 
di mana kita akan menikmati semuanya
Dan saat itu kita akan bersama mengenang setiap perjalanan kita


Terima kasih buat Jan Hendry, seorang pria yang kukasihi. Selalu ada cara untuk menghiburku..Thanx hasianku, you're my song playing so softly in my heartI reach for you, You seem so near and yet so far. I hope and I pray that you'll be with me someday



I hope and pray our relation tell more about HIS story

" The Vow"




“The Vow” adalah film drama romantis-keluarga yang sangat baik. Tidak seperti film-film ber-genre drama romantis lain yang terlalu menonjolkan aktifitas sex, film “The Vow” justru lebih sering menyajikan plot demi plot kejadian sehari-hari yang sarat dengan pesan moral baik di dalamnya. Dan paling mengagumkan dari film ini adalah: film ini di-inspirasi dari KISAH NYATA!
Film ini diperankan oleh Channing Tatum (berperan sebagai Leo) dan Rachel McAdams (berperan sebagai Paige) sebagai pemeran utama.
Leo dan Paige adalah pasangan suami-istri muda. Usia pernikahan mereka baru memasuki perjalanan kurang dari 5 tahun. Mereka bertemu secara kebetulan di sebuah line antrian di satu gedung. Leo yang sedang berada di line antrian itu langsung merasa “getaran” asmara ketika melihat Paige berjalan melewati dirinya. Saling tatap pun terjadi di antara Leo dan Paige, dan berlanjut dengan saling melemparkan senyum.
“Getar” asmara itu terasa begitu kuat mendorong Leo untuk segera mengejar Paige yang waktu itu sedang berada di parking lot. Paige terlihat terkejut, tetapi terlihat senang, melihat Leo menemui dirinya. Di parking lot itulah untuk pertama kalinya Leo dan Paige bercakap-cakap singkat dan berkenalan secara “resmi”. 
Rupanya “getar” kasmaran yang merasuk di dalam hati Leo begitu besarnya sehingga ia tanpa ragu mengajak Paige untuk pergi kencan dengannya di lain waktu. Paige, yang jinak-jinak merpati, pun akhirnya meng-iya-kan ajakan Leo tersebut. Singkat cerita, berkencanlah Leo dan Paige untuk pertama kalinya. Kencan itupun berlanjut hingga beberapa kali pertemuan. Hingga di 2 (dua) minggu pertama perkenalan mereka, Paige mengatakan kepada Leo (sambil malu-malu) bahwa ia menyukai Leo… Wow! Betapa cepat rasa suka dan dekat itu tumbuh di hati mereka berdua! :)  
Merekapun akhirnya memutuskan untuk mengikat diri mereka masing-masing secara resmi sebagai suami-dan-istri setelah sekian waktu mereka berpacaran…
Perjalanan mereka sebagai suami-dan-istri pun akhirnya dimulai… Sebagai pasangan muda, rasa kasmaran dan jalinan keintiman yang terbalut di antara mereka begitu terasa indah sekali… Benarlah frasa yang berkata bahwa “dunia ini hanya milik kita berdua” bagi mereka yang sedang dilanda kasmaran! :)
Tetapi perjalanan pernikahan Leo dan Paige sekian tahun rupanya belum membuat Paige hamil dan melahirkan anak-anak… Walaupun demikian, keharmonisan dan kebersamaan mereka tetap terjalin layaknya sepasang sejoli yang masih berpacaran…
Sampai satu peristiwa… BOOM!!! Menghantam pernikahan mereka ketika kecelakan mobil yang dialami Leo dan Paige membuat Paige mengalami hilang ingatan. Yang “unik” dari kasus hilang ingatan yang dialami Paige adalah ia tidak mengalami hilang ingatan total, tetapi ia hanya mengalami ingatan untuk peristiwa sejak terbenturnya kepala Paige ke kaca jendela mobil pada waktu kecelakaan hingga 5 (lima) tahun ke belakang. Jadi seluruh peristiwa yang pernah ia alami dan nikmati bersama Leo selama 5 (lima) tahun terakhir tidak lagi ada di dalam memori Paige.
Pada awal-awal pemulihan Paige, Leo masih berharap ini hanya kasus hilang ingatan yang temporal sifatnya. Leo pun berusaha untuk membantu Paige mengingat jalinan ikatan mereka sebagai suami-dan-istri… Lewat rekaman-rekaman suara Paige, lewat foto-foto pernikahan dan kebersamaan mereka, lewat janji (The Vow) nikah mereka berdua beserta dengan video rekaman Paige mengucapkan janji nikahnya kepada Leo dan rekaman Leo mengucapkan janji nikahnya kepada Paige tidak sanggup mengembalikan memori Paige akan masa-masa indah tersebut.
Orangtua Paige yang adalah seorang kaya dan berpengaruh di kota tempat asalnya, berusaha “memakai” momentum kecelakaan yang menimpa Paige untuk menjadi ajang rekonsiliasi antara ayah dan anak. 
Rupa-rupanya jauh 5-6 tahun sebelum kecelakaan yang merenggut ingatan Paige untuk 5 tahun terakhir, Paige dan ayahnya konflik besar yang menyebabkan Paige memutuskan untuk keluar dari fakultas Hukum (jurusan dimana ayah dari Paige ingin sekali agar Paige menjadi sarjana hukum) dan bahkan kabur dari rumahnya.
Rupanya ayah dari Paige melakukan perselingkuhan dengan teman Paige yang usianya seumur dengan Paige. Hati Paige begitu hancur dan remuk mengetahui ayahnya berselingkuh dengan sahabatnya sendiri! Dalam kepedihan dan kegalauan jiwanya itulah Paige memutuskan untuk pergi meninggal rumah dan mencoba menjadi musafir di kota lain di negara bagian yang lain. Di kota pelariannya itulah, Paige bertemu dengan Leo. 
Tetapi karena Paige saat ini sudah tidak bisa me-recall kejadian memilukan yang pernah dilakukan ayahnya, maka Paige tidak merasa ada masalah dengan ayahnya ketika sang ayah berusaha untuk membawa Paige pulang ke rumahnya. 
Leo yang terkejut melihat ayah dari Paige ada di kamar rumah sakit, berusaha untuk meyakinkan Paige bahwa satu-satunya cara agar Paige dapat pulih ingatannya adalah dengan segera melakukan kembali hal-hal yang dulu – sebelum kecelakaan – biasa ia lakukan. Sebab dokter pun juga menyarankan demikian pada Paige. Rupanya Paige adalah seorang mahasiswi Keseniaan yang pandai membuat sculpture untuk dipamerkan di acara-acara pameran hasil karya seni. Jurusan Hukum memang bukan minat dan bakat Paige yang sesungguhnya. Jadi, hanya dengan membiarkan Paige mengerjakan kembali proyek-proyek sculpture-nya yang belum selesai, maka ia dapat regain memori-nya kembali (ini adalah harapan dokter dan juga Leo!)
Maka Paige akhirnya memutuskan untuk coba tinggal bersama Leo di tempat tinggal mereka berdua.
Nah, adegan yang mengharukan demi adegan yang mengharukan di bagian ini hingga di akhir film sangat menyentuh hati sekali. Di dalam durasi pertengahan film ini hingga usainya, Leo terlihat begitu tabah menghadapi ketidakmampuan Paige untuk mengingat bahwa mereka adalah sepasang suami-dan-istri. Dan dengan tanpa lelah Leo selalu berusaha membantu Paige mengingat moment-moment spesial dan personal yang pernah terjadi di antara mereka berdua… Tetapi rupa-rupanya usaha Leo berujung pada kesia-siaan.
Yang paling memilukan saya ketika menyaksikan film ini adalah 2 (dua) hal: pertamaadalah ketika ayah dari Paige berusaha untuk “merenggut” Paige dari Leo dengan menawarkan bantuan keuangan bagi hutang-hutang yang menumpuk yang sedang dihadapi oleh Leo saat itu. Tetapi Leo bersikap begitu tegas dan ia memegang teguh “janji (The Vow)” pernikahannya kepada Paige bahwa ia akan selalu setia hingga akhir hayat di kandung badan berakhir. The Vow yang pernah ia ucapkan inilah yang membuat dirinya kekeh untuk tidak pernah meninggalkan Paige walaupun Paige sudah tidak dapat mengenali siapa Leo itu sebenarnya.
Hal memilukan kedua adalah ketika Jeremy, mantan tunangan Paige sebelum Paige kabur ke kota lain, berusaha untuk “memanfaatkan” memori yang hilang dari kenangan buruk mereka berdua, untuk mencoba mengambil hati Paige lagi. Yaitu dengan memanfaatkan memori indah yang masih diingat oleh Paige, yang padahal itu adalah memori indah yang “separuh” sifatnya. Sikap Jeremy yang licik dan terlihat sekali memanfaatkan kondisi Paige, membuat Leo muak kepadanya. Hingga dalam satu acara pernikahan adik dari Paige, Leo pun memukul Jeremy oleh karena perkataannya yang tidak sopan terhadap Paige diucapkannya kepada Leo.
Leo pun kecewa dan tidak tahan lagi dengan semua ini. Ia pun memutuskan untuk pergi dari Paige dan keluarganya yang kaya itu. 
Dalam keputus-asaannya, Leo pun akhirnya menandatangani surat keputusan cerai resmi antara dirinya dengan Paige. Dalam keadaan sedih dan terpuruk, Leo pun mencoba “merangkak” perlahan dari keterpurukannya, dan mencoba melanjutkan hidup ini apa adanya.
Tetapi rupanya di saat Leo mengira bahwa relasinya dengan Paige sudah tidak ada harapan, tiba-tiba di kota dimana Paige tinggal bersama orangtuanya, ada kebenaran lama yang baru terungkap kali ini. Kisah perselingkuhan ayahnya dengan sahabat dari Paige terkuak oleh Paige sendiri secara tidak sengaja. Rupanya itulah yang menyebabkan ia berlari dari rumah dan menuju ke kota dimana Leo tinggal. Akan tetapi karena memori/kenangan akan peristiwa tersebut sama sekali hilang di dalam ingatan Paige, maka ia tidak mengetahui bahwa ayahnya pernah berselingkuh dengan sahabatnya.
Dan setelah ia mengetahui “puzzle” yang hilang tersebut dari memorinya, ia pun segera meminta penjelasan dari adiknya dan juga dari ibunya, dan kemudian dari ayahnya. Paige merasa kecewa karena selama ini, sejak Paige mengalami cedera otak, keluarga mereka ternyata sengaja menutupi memori yang hilang (dan yang memalukan itu!) dari Paige. Dengan harapan agar Paige dapat berkumpul kembali bersama keluarganya. Dan untuk sang ayah, dengan harapan agar Paige dapat melanjutkan studi sarjana hukumnya di sana.
Tetapi setelah melalui penjelasan sang ibu, Paige akhirnya bisa menerima dan mengerti “puzzle” hidupnya yang hilang dari memorinya tersebut. Paige dan keluarganya pun berangsur-angsur mengalami pemulihan relasi di sini… Bagian ini adalah bagian yang sangat menyentuh saya secara pribadi. Tidak ada adegan tentang drama keluarga yang paling mengharukan selain ketika salah seorang anggota keluarga yang bersalah bertobat dan menyesali perbuatannya, lalu diikuti oleh anggota keluarga yang lain yang membukan pintu pengampunan baginya…
Paige akhirnya memutuskan untuk kembali ke kota dimana dulu ia bertemu dengan Leo dan belajar di jurusan Kesenian. Tetapi Paige kali ini tidak pergi dalam kepahitan dan kemarahan, tetapi Paige pergi dalam kesadaran dan kerinduan untuk mencoba merebut kembali potongan memori yang hilang dari benaknya.
Paige tidak langsung mengkontak Leo pada waktu ia tiba di kota tersebut. Paige tinggal selama 6 (enam) bulan di sana untuk menyendiri dan mengendapkan kembali potongan-potongan memori yang masih seperti “puzzle” baginya. Hingga setelah Paige merasakan confidence bahwa Leo adalah pria yang benar-benar mencintainya, maka Paige memberanikan diri untuk menemui Leo di depan sebuah cafe…
Leo yang sudah 6 (enam) bulan tidak bertemu Paige, terkejut melihat Paige malam itu… 
Leo mencoba memberi salam “Hai” kepadanya… dan Paige pun membalas dengan memberikan salam “Hai” juga kepada Leo… In the end of this film, Paige dan Leo akhirnya bersatu kembali sebagai suami-dan-istri. Mereka pun dikaruniai 2 (dua) orang anak dari “pernikahan kembali” mereka. 
Hal yang menarik di akhir film ini adalah ketika sang Sutradara menyajikan foto Leo dan Paige yang asli beserta kedua anak-anak mereka… Di bawah foto keluarga ini, tercatat sebaris kalimat bertuliskan:“Paige never regained her memory again.” Tetapi meskipun demikian, bukan memori indah masa lalu yang membuat Paige ingin kembali kepada Leo, melainkan karena kegigihan Leo memegang teguh“The Vow” yang pernah ia ucapkan kepada Paige pada waktu pernikahan mereka dahulu. 
“The Vow” adalah sebuah film drama romantis-keluarga yang saya rekomendasi untuk ditonton oleh para pasangan muda (khususnya, tetapi pasangan suami-dan-istri yang sudah puluhan tahun pun juga bisa menarik hikmah yang baik dari film ini). Pada akhirnya, kesetiaan pada janji nikah atau sumpah nikah (“The Vow”)-lah yang membuat cinta itu dapat di-regained… Memory boleh tidak bisa kembali lagi (cannot regained), tetapi komitmen yang teguh akan janji nikah sanggup membuat cinta selalu kembali lagi (regained).