" The Vow"




“The Vow” adalah film drama romantis-keluarga yang sangat baik. Tidak seperti film-film ber-genre drama romantis lain yang terlalu menonjolkan aktifitas sex, film “The Vow” justru lebih sering menyajikan plot demi plot kejadian sehari-hari yang sarat dengan pesan moral baik di dalamnya. Dan paling mengagumkan dari film ini adalah: film ini di-inspirasi dari KISAH NYATA!
Film ini diperankan oleh Channing Tatum (berperan sebagai Leo) dan Rachel McAdams (berperan sebagai Paige) sebagai pemeran utama.
Leo dan Paige adalah pasangan suami-istri muda. Usia pernikahan mereka baru memasuki perjalanan kurang dari 5 tahun. Mereka bertemu secara kebetulan di sebuah line antrian di satu gedung. Leo yang sedang berada di line antrian itu langsung merasa “getaran” asmara ketika melihat Paige berjalan melewati dirinya. Saling tatap pun terjadi di antara Leo dan Paige, dan berlanjut dengan saling melemparkan senyum.
“Getar” asmara itu terasa begitu kuat mendorong Leo untuk segera mengejar Paige yang waktu itu sedang berada di parking lot. Paige terlihat terkejut, tetapi terlihat senang, melihat Leo menemui dirinya. Di parking lot itulah untuk pertama kalinya Leo dan Paige bercakap-cakap singkat dan berkenalan secara “resmi”. 
Rupanya “getar” kasmaran yang merasuk di dalam hati Leo begitu besarnya sehingga ia tanpa ragu mengajak Paige untuk pergi kencan dengannya di lain waktu. Paige, yang jinak-jinak merpati, pun akhirnya meng-iya-kan ajakan Leo tersebut. Singkat cerita, berkencanlah Leo dan Paige untuk pertama kalinya. Kencan itupun berlanjut hingga beberapa kali pertemuan. Hingga di 2 (dua) minggu pertama perkenalan mereka, Paige mengatakan kepada Leo (sambil malu-malu) bahwa ia menyukai Leo… Wow! Betapa cepat rasa suka dan dekat itu tumbuh di hati mereka berdua! :)  
Merekapun akhirnya memutuskan untuk mengikat diri mereka masing-masing secara resmi sebagai suami-dan-istri setelah sekian waktu mereka berpacaran…
Perjalanan mereka sebagai suami-dan-istri pun akhirnya dimulai… Sebagai pasangan muda, rasa kasmaran dan jalinan keintiman yang terbalut di antara mereka begitu terasa indah sekali… Benarlah frasa yang berkata bahwa “dunia ini hanya milik kita berdua” bagi mereka yang sedang dilanda kasmaran! :)
Tetapi perjalanan pernikahan Leo dan Paige sekian tahun rupanya belum membuat Paige hamil dan melahirkan anak-anak… Walaupun demikian, keharmonisan dan kebersamaan mereka tetap terjalin layaknya sepasang sejoli yang masih berpacaran…
Sampai satu peristiwa… BOOM!!! Menghantam pernikahan mereka ketika kecelakan mobil yang dialami Leo dan Paige membuat Paige mengalami hilang ingatan. Yang “unik” dari kasus hilang ingatan yang dialami Paige adalah ia tidak mengalami hilang ingatan total, tetapi ia hanya mengalami ingatan untuk peristiwa sejak terbenturnya kepala Paige ke kaca jendela mobil pada waktu kecelakaan hingga 5 (lima) tahun ke belakang. Jadi seluruh peristiwa yang pernah ia alami dan nikmati bersama Leo selama 5 (lima) tahun terakhir tidak lagi ada di dalam memori Paige.
Pada awal-awal pemulihan Paige, Leo masih berharap ini hanya kasus hilang ingatan yang temporal sifatnya. Leo pun berusaha untuk membantu Paige mengingat jalinan ikatan mereka sebagai suami-dan-istri… Lewat rekaman-rekaman suara Paige, lewat foto-foto pernikahan dan kebersamaan mereka, lewat janji (The Vow) nikah mereka berdua beserta dengan video rekaman Paige mengucapkan janji nikahnya kepada Leo dan rekaman Leo mengucapkan janji nikahnya kepada Paige tidak sanggup mengembalikan memori Paige akan masa-masa indah tersebut.
Orangtua Paige yang adalah seorang kaya dan berpengaruh di kota tempat asalnya, berusaha “memakai” momentum kecelakaan yang menimpa Paige untuk menjadi ajang rekonsiliasi antara ayah dan anak. 
Rupa-rupanya jauh 5-6 tahun sebelum kecelakaan yang merenggut ingatan Paige untuk 5 tahun terakhir, Paige dan ayahnya konflik besar yang menyebabkan Paige memutuskan untuk keluar dari fakultas Hukum (jurusan dimana ayah dari Paige ingin sekali agar Paige menjadi sarjana hukum) dan bahkan kabur dari rumahnya.
Rupanya ayah dari Paige melakukan perselingkuhan dengan teman Paige yang usianya seumur dengan Paige. Hati Paige begitu hancur dan remuk mengetahui ayahnya berselingkuh dengan sahabatnya sendiri! Dalam kepedihan dan kegalauan jiwanya itulah Paige memutuskan untuk pergi meninggal rumah dan mencoba menjadi musafir di kota lain di negara bagian yang lain. Di kota pelariannya itulah, Paige bertemu dengan Leo. 
Tetapi karena Paige saat ini sudah tidak bisa me-recall kejadian memilukan yang pernah dilakukan ayahnya, maka Paige tidak merasa ada masalah dengan ayahnya ketika sang ayah berusaha untuk membawa Paige pulang ke rumahnya. 
Leo yang terkejut melihat ayah dari Paige ada di kamar rumah sakit, berusaha untuk meyakinkan Paige bahwa satu-satunya cara agar Paige dapat pulih ingatannya adalah dengan segera melakukan kembali hal-hal yang dulu – sebelum kecelakaan – biasa ia lakukan. Sebab dokter pun juga menyarankan demikian pada Paige. Rupanya Paige adalah seorang mahasiswi Keseniaan yang pandai membuat sculpture untuk dipamerkan di acara-acara pameran hasil karya seni. Jurusan Hukum memang bukan minat dan bakat Paige yang sesungguhnya. Jadi, hanya dengan membiarkan Paige mengerjakan kembali proyek-proyek sculpture-nya yang belum selesai, maka ia dapat regain memori-nya kembali (ini adalah harapan dokter dan juga Leo!)
Maka Paige akhirnya memutuskan untuk coba tinggal bersama Leo di tempat tinggal mereka berdua.
Nah, adegan yang mengharukan demi adegan yang mengharukan di bagian ini hingga di akhir film sangat menyentuh hati sekali. Di dalam durasi pertengahan film ini hingga usainya, Leo terlihat begitu tabah menghadapi ketidakmampuan Paige untuk mengingat bahwa mereka adalah sepasang suami-dan-istri. Dan dengan tanpa lelah Leo selalu berusaha membantu Paige mengingat moment-moment spesial dan personal yang pernah terjadi di antara mereka berdua… Tetapi rupa-rupanya usaha Leo berujung pada kesia-siaan.
Yang paling memilukan saya ketika menyaksikan film ini adalah 2 (dua) hal: pertamaadalah ketika ayah dari Paige berusaha untuk “merenggut” Paige dari Leo dengan menawarkan bantuan keuangan bagi hutang-hutang yang menumpuk yang sedang dihadapi oleh Leo saat itu. Tetapi Leo bersikap begitu tegas dan ia memegang teguh “janji (The Vow)” pernikahannya kepada Paige bahwa ia akan selalu setia hingga akhir hayat di kandung badan berakhir. The Vow yang pernah ia ucapkan inilah yang membuat dirinya kekeh untuk tidak pernah meninggalkan Paige walaupun Paige sudah tidak dapat mengenali siapa Leo itu sebenarnya.
Hal memilukan kedua adalah ketika Jeremy, mantan tunangan Paige sebelum Paige kabur ke kota lain, berusaha untuk “memanfaatkan” memori yang hilang dari kenangan buruk mereka berdua, untuk mencoba mengambil hati Paige lagi. Yaitu dengan memanfaatkan memori indah yang masih diingat oleh Paige, yang padahal itu adalah memori indah yang “separuh” sifatnya. Sikap Jeremy yang licik dan terlihat sekali memanfaatkan kondisi Paige, membuat Leo muak kepadanya. Hingga dalam satu acara pernikahan adik dari Paige, Leo pun memukul Jeremy oleh karena perkataannya yang tidak sopan terhadap Paige diucapkannya kepada Leo.
Leo pun kecewa dan tidak tahan lagi dengan semua ini. Ia pun memutuskan untuk pergi dari Paige dan keluarganya yang kaya itu. 
Dalam keputus-asaannya, Leo pun akhirnya menandatangani surat keputusan cerai resmi antara dirinya dengan Paige. Dalam keadaan sedih dan terpuruk, Leo pun mencoba “merangkak” perlahan dari keterpurukannya, dan mencoba melanjutkan hidup ini apa adanya.
Tetapi rupanya di saat Leo mengira bahwa relasinya dengan Paige sudah tidak ada harapan, tiba-tiba di kota dimana Paige tinggal bersama orangtuanya, ada kebenaran lama yang baru terungkap kali ini. Kisah perselingkuhan ayahnya dengan sahabat dari Paige terkuak oleh Paige sendiri secara tidak sengaja. Rupanya itulah yang menyebabkan ia berlari dari rumah dan menuju ke kota dimana Leo tinggal. Akan tetapi karena memori/kenangan akan peristiwa tersebut sama sekali hilang di dalam ingatan Paige, maka ia tidak mengetahui bahwa ayahnya pernah berselingkuh dengan sahabatnya.
Dan setelah ia mengetahui “puzzle” yang hilang tersebut dari memorinya, ia pun segera meminta penjelasan dari adiknya dan juga dari ibunya, dan kemudian dari ayahnya. Paige merasa kecewa karena selama ini, sejak Paige mengalami cedera otak, keluarga mereka ternyata sengaja menutupi memori yang hilang (dan yang memalukan itu!) dari Paige. Dengan harapan agar Paige dapat berkumpul kembali bersama keluarganya. Dan untuk sang ayah, dengan harapan agar Paige dapat melanjutkan studi sarjana hukumnya di sana.
Tetapi setelah melalui penjelasan sang ibu, Paige akhirnya bisa menerima dan mengerti “puzzle” hidupnya yang hilang dari memorinya tersebut. Paige dan keluarganya pun berangsur-angsur mengalami pemulihan relasi di sini… Bagian ini adalah bagian yang sangat menyentuh saya secara pribadi. Tidak ada adegan tentang drama keluarga yang paling mengharukan selain ketika salah seorang anggota keluarga yang bersalah bertobat dan menyesali perbuatannya, lalu diikuti oleh anggota keluarga yang lain yang membukan pintu pengampunan baginya…
Paige akhirnya memutuskan untuk kembali ke kota dimana dulu ia bertemu dengan Leo dan belajar di jurusan Kesenian. Tetapi Paige kali ini tidak pergi dalam kepahitan dan kemarahan, tetapi Paige pergi dalam kesadaran dan kerinduan untuk mencoba merebut kembali potongan memori yang hilang dari benaknya.
Paige tidak langsung mengkontak Leo pada waktu ia tiba di kota tersebut. Paige tinggal selama 6 (enam) bulan di sana untuk menyendiri dan mengendapkan kembali potongan-potongan memori yang masih seperti “puzzle” baginya. Hingga setelah Paige merasakan confidence bahwa Leo adalah pria yang benar-benar mencintainya, maka Paige memberanikan diri untuk menemui Leo di depan sebuah cafe…
Leo yang sudah 6 (enam) bulan tidak bertemu Paige, terkejut melihat Paige malam itu… 
Leo mencoba memberi salam “Hai” kepadanya… dan Paige pun membalas dengan memberikan salam “Hai” juga kepada Leo… In the end of this film, Paige dan Leo akhirnya bersatu kembali sebagai suami-dan-istri. Mereka pun dikaruniai 2 (dua) orang anak dari “pernikahan kembali” mereka. 
Hal yang menarik di akhir film ini adalah ketika sang Sutradara menyajikan foto Leo dan Paige yang asli beserta kedua anak-anak mereka… Di bawah foto keluarga ini, tercatat sebaris kalimat bertuliskan:“Paige never regained her memory again.” Tetapi meskipun demikian, bukan memori indah masa lalu yang membuat Paige ingin kembali kepada Leo, melainkan karena kegigihan Leo memegang teguh“The Vow” yang pernah ia ucapkan kepada Paige pada waktu pernikahan mereka dahulu. 
“The Vow” adalah sebuah film drama romantis-keluarga yang saya rekomendasi untuk ditonton oleh para pasangan muda (khususnya, tetapi pasangan suami-dan-istri yang sudah puluhan tahun pun juga bisa menarik hikmah yang baik dari film ini). Pada akhirnya, kesetiaan pada janji nikah atau sumpah nikah (“The Vow”)-lah yang membuat cinta itu dapat di-regained… Memory boleh tidak bisa kembali lagi (cannot regained), tetapi komitmen yang teguh akan janji nikah sanggup membuat cinta selalu kembali lagi (regained). 

0 komentar:

Posting Komentar