Seorang pendaki gunung tiba2 terjatuh ke dalam tebing jurang yang dalam dan gelap pada malam hari. Setelah terjatuh sedemikian dalam, ia beruntung dapat meraih sebuah akar pohon di dinding tebing sehingga tidak terperosok makin dalam. Langit begitu pekat, tanpa diterangi bulan dan bintang sehingga ia tidak dapat melihat apa2 dan hanya bergantung pada akar pohon tersebut.
Di tengah kondisi yang terjepit itu, si pendaki berteriak memanggil Tuhannya dan berseru, “Tuhan yang selama ini telah kusembah, saya dalam keadaan nyaris mati jatuh ke dalam jurang, apa yang harus saya lakukan agar dapat selamat?” Di luar dugaan, Tuhan berkenan dan memberi jawab, “Lepaskan akar pohon itu.”
Pria itu kaget akan jawaban Tuhannya. “Apakah Engkau gila, aku masih hidup karena genggaman pada akar ini. Jika aku lepaskan pastilah aku jatuh ke dasar jurang dan mati. Apa yang harus kulakukan? Aku belum mau mati,” isak si pendaki. Tuhan kembali menjawab, “Lepaskan akar pohon itu dan kau akan selamat.”
Si pendaki berkeras, “Tidak Tuhan, saya akan memilih cara saya sendiri untuk selamat.” Dan ia kemudian berteriak semalaman meminta pertolongan hingga tenggorokannya kering dan haus, sementara kedua tangannya kram dan luka karena terus bergantung pada akar pohon yang kasar. Menjelang pagi, remang pagi mulai menerangi tebing itu dan alangkah terkejutnya pria tersebut karena kakinya hanya berjarak satu meter dari dasar jurang. Ia pun melepaskan pegangan pada akr pohon dan selamat.
Banyak orang Kristen secara rohani hidup seperti pria itu. Kita sering berdoa dan meminta arahan Tuhan. Namun ketika Tuhan telah menjawab, baik lewat Firman, sesama, atau kondisi, nyatanya kita tetap memilih menggunakan logika dan pemikiran kita sendiri. Akhirnya kita menjadi lelah sendiri tanpa menyadari ada hal yang lebih baik jika kita mau belajar menaati kehendak Tuhan.
Adakah kehendak Tuhan yang masih kita ragukan? Lepaskan genggaman dari hitung2an akal manusiawi kita dan nikmati langkah iman bersama Tuhan. Niscaya rencana yang jauh lebih indah serta penyertaan sang Raja Damai menanti kita di depan. Amin.
0 komentar: